7 Hukum dalam Email Marketing yang Wajib Kamu Ketahui

email marketing | featured image
sumber gambar: cloudfront


Tahukah kamu ada hukum tentang mengirim email? Sebutannya adalah CAN-SPAM Act, yang salah satunya mengatur soal pengiriman email dalam jumlah besar. Segala pesan komersial yang didefinisikan sebagai “semua pesan elektronik yang memiliki tujuan utama untuk iklan atau promosi sebuah produk atau layanan” wajib mematuhi aturan ini— termasuk email yang mempromosikan konten dalam e-commerce.

Keberadaan hukum ini untuk memberikan hak kepada penerima jika mereka merasa terganggu dan menginginkan kamu berhenti mengirim email ke mereka.

Lalu apa saja hukum yang harus kamu patuhi itu?

Jangan gunakan informasi palsu
Hukum ini fokus pada kejujuran. Saat kamu mengirim email, pastikan nama pengirim dan penerima email sudah jelas. Kamu harus menyertakan nama orang atau nama perusahaan yang mengirimkan email.

Subjek email yang jujur
Subjek yang kamu tulis harus mencerminkan isi email. Kamu tidak boleh membuat subjek seperti:

Dapatkan hadiah sebesar Rp100 juta!

Padahal, sebenarnya email berisi produk baru. Kamu menggunakan subjek yang bombastis hanya agar orang-orang membuka email darimu. Awalnya orang-orang akan tertarik, tapi setelah itu kamu akan kehilangan kepercayaan dari mereka.

Identifikasi email sebagai iklan
Inti dari hukum ini adalah kamu harus menegaskan bahwa email adalah iklan, namun bagaimana caranya kamu mengatakan hal ini kepada pembaca? Semua terserah kepada kamu.

Bukan berarti kamu harus menambahkan kalimat ‘ini adalah iklan’ dalam email demi mengakui bahwa konten di dalamnya adalah iklan. Coba gunakan cara yang lebih halus.

Sebenarnya, hal ini tidak terlalu penting jika kamu telah mengantongi izin dari kontak yang kamu kirimi email. Jadi sebaiknya kamu tidak membeli email list ya.

Berikan alamat
Dalam setiap email harus mengandung alamat fisik dari seseorang atau perusahaan yang mengirim email. Ini akan menunjukkan bahwa perusahaan kamu memang kredibel.

Ada pilihan untuk berhenti berlangganan
Jika subscriber kamu ingin berhenti berlangganan (unsubscribe), mereka harus dapat melakukannya dengan mudah. Kamu harus menambahkan pilihan unsubscribe dalam setiap email. Kamu dapat menempatkannya pada footer email dalam bentuk tautan. Proses unsubscribe juga tidak boleh terlalu rumit.

Menghormati keputusan untuk berhenti berlangganan
Jika seseorang memilih untuk berhenti berlangganan, kamu harus menghormati keputusan tersebut. Kamu memiliki waktu sepuluh hari kerja untuk menyetujui penghentian berlangganan tersebut. Tidak boleh ada pungutan biaya untuk proses ini. Kamu juga tidak boleh menjual informasi mengenai kontak yang telah berhenti berlangganan kepada siapa pun.

Perhatikan penyedia layanan email yang kamu gunakan
Hukum terakhir ini jelas menunjukkan bahwa kamu harus tetap mematuhi hukum, meskipun kamu menggunakan bantuan pihak ketiga untuk menangani email marketing perusahaan kamu. Kedua perusahaan, baik yang menggunakan jasa maupun yang menyediakan jasa email marketing, harus bertanggung jawab. Jadi pastikan penyedia layanan yang Kamu gunakan mematuhi hukum ini.

Sebenarnya, hukum-hukum di atas tidaklah terlalu berat dan memiliki tujuan yang baik. Hukum tersebut mengingatkan bahwa pengirim email tidak melanggar hak penerima email. Jadi mungkin saat kamu berniat untuk mengirim email lagi, kamu dapat memperhatikan hukum-hukum di atas.

(Artikel ini pertama kali dipublikasikan di Blog MailTarget. Isi di dalamnya telah disesuaikan dengan standar editorial. Diedit oleh Septa Mellina; Sumber gambar: Lynda)
penulis : Yopie Suryadi

Komentar